Pengetahuan Instalasi Listrik
Instalasi Listrik
kebutuhan daya, misalnya : trafo distribusi, motor listrik, AC dan
lainnya.
2. Instalasi Penerangan : Rangkaian listrik yang biasanya digunakan
pada
beban – beban penerangan.
Berdasarkan keserasian kerja
1. Menghindari bahaya yang dapat diatimbulkan akibat tegangan sentuh
dan kejutan arus yang dapat mengancam keselamatan manusia.
2. Untuk menciptakan suatu sistem instalasi yang dapat diandalkan
tingkat
keamanannya.
3. Untuk menghindari kerugian – kerugian yang dapat ditimbulkan akibat
kebakaran yang disebabkan oleh kegagalan suatu perancangan.
1. Penggunaan warna isolasi penghantar untuk arus bolak balik.
Fasa 1 (R) berwarna merah
Fasa 2 (S) berwarna Kuning
Fasa 3 (T) berwarna hitam
Netral (N) berwarna biru
Pentanahan (PE) berwarna hijau loreng kuning
diatas permukaan lantai.
3. Saklar (pelayanan) harus dipasang pada dinding / tembok sekurang
kueangnya 1,2 m diatas permukaan lantai. 3
hal ini sesuai dengan Semua
pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekuarang kurangnya sama
dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi pada sistem instalasi
tersebut.
Perhitungan Penerangan
Data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan, diantaranya :
1. Dimensi Ruang
2. Warna dinding dan lantai
3. Kegunaan ruangan
4. Sistem penerangan yang dikehendaki
5. Penyusunan dan kondisi permukaan
6. Kondisi kerja, temperature, kelembaban dan sebagainya.
Pemilihan Armatur
Dari data-data diatas dapat dipilih sumber penerangan dan bentuk
armatur
yang sesuai, meliputi: Bentuk,Tingkat Pengamanannya dan Komponen-
komponen
Sebelum menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan, perlu diperhitungkan
juga kemungkinan terbaik untuk pengaturan armatur.
Konsep dan Satuan Penerangan
Dalam sistem penerangan terdapat beberapa konsep dan satuan penerangan
yang digunakan untuk penentuan banyak dan kekeuatan cahaya yang dibutuhkan.
Satuan-satuan dari instalasi penerangan tersebut antara lain :
Fluksi Cahaya
Ialah suatu sumber cahaya yang memancarkan sinar ke segala arah yang
berbentuk garis-garis cahaya. Satuan yang dipakai untuk fluksi cahaya
ialah lumen
Intensitas Cahaya
Ialah flux cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah tertentu.
Penentuan Jumlah dan Kekuatan Lampu
Faktor –faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah titik cahaya pada
suatu ruangan :
1. Macam penggunaan ruangan (fungsi ruangan), setiap macam penggunaan
ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda- beda.
2. Ukuran ruangan, semakin besar ukuran ruangan maka semakin bear pula
kuat penerangan yang dibutuhkan.
3. Keadaaan dinding dan langit-langit (faktor refleksi), berdasarkan
warna
cat dari dinding dan langit-langit pada ruangan tersebut memantulkan
ataukah menyerap cahaya.
4. Macam jenis lampu dan armatur yang dipakai, tiap-tiap lampu dan armatur memiliki konstruksi dan
karakteristik yang berbeda.
Letak dan jumlah lampu pada suatu ruangan harus dihitung sedemikian
rupa, sehingga ruangan tersebut mendapatkan
sinar yang merata. Dan manusia yang
berada didalam ruangan tersebut menjadi nyaman, penerangan untuk ruangan kerja harus dirancang sedemikian
rupa sehingga pengaruh dari penerangan
tidak membuat cepat lelah mata.
Disamping itu harus diperhitungkan juga hal-hal berikut :
1. Effisiensi Armatur (v)
Effisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksinya dan bahan
yang digunakan. Dakam effisiensi penernagan selalu diperhitungkan
effisiensi armaturnya.
V= Fluks cahaya yang
dipantulkan
Fluks cahaya yang
dipancarkan sumber
2. Faktor-faktor refleksi
Faktor-faktor refleksi dinding (rw) dan faktor refleksi (rp) masing- masing menyatakan bagian yang
dipantulkan dari fluks cahaya yang diterima
oleh dinding dan langit-langit yang mencapai bidang kerja.
Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya
pada sistem-sistem penerangan lain,
sebab cahaya yang jatuh pada dinding dan langit-langit hanya sebagian dari fluks cahaya.
3. Indeks Ruang atau Indeks
Bentuk (k)
K=p.l
h ( p l)
Keterangan :
p = panjang rungan (meter)
l = Lebar ruangan (meter)
h = jarak / tinggi armatur terhadap bidang kerja (meter).
4. Faktor Penyusutan / depresiasi (kd)
kd =E dalam keadaan dipakai
E dalam keadaan baru
Untuk memperoleh effisiensi penerangan dalam keadaaan dipakai, nilai
effisiensi yang didapat dari tabel harus dikalikan dengan faktor
penyusutan. Faktor penyusutan ini dibagi menjadi tiga golongan utama,
yaitu :
Pengotoran ringan (daerah
yang hampir tak berdebu)
Pengotoran sedang / biasa
Pengotoran berat (daerah
banyak debu)
Bila tingkat pengotoran
tidak diketahui, maka faktor depresi yang
digunakan ialah 0,8.
5. Bidang Kerja dan Effisiensi
Intensitas penerangan harus ditentukan dimana pekerjaan akan
dilaksanakan. Bidang kerja umumnya diambil 0,8 cm diatas lantai.
6. Faktor Utility (Kp)
(kp2 − kp1 )k 2 − k1
Dari beberapa parameter diatas, maka untuk mencari jumlah lampu
digunakan persamaan berikut :
n= E× A
F × kp × η arm × kd
Keterangan :
N = jumlah lampu
E = illuminasi penerangan yang dibutuhkan
ruangan (lux)
A = luas ruangan (m2)
F = Fluks cahaya yang dikeluarkan oleh lampu
(lumen)
η = effisiensi armatur
(%)
kd = faktor depresiasi
kp = faktor utility
Lampu Penerangan
Prinsip Kerja
Lampu pijar mengeluarkan cahaya berdasarkan prinsip pemijaran sehingga lampu ini dapat di atur secara mudah
dengan menggunakan tahanan geser. Oleh
karena prinsip inilah maka lampu ini dinamakan lampu pijar (Incandescen Lamp). Umur lampu ini
biasanya cukup pendek (hanya sekitar
1000 jam). Konstruksi lampu ini sangat sederhana sehingga harga dari lampu ini cukup murah dibandingkan
dengan lampu jenis lain.
Lampu pijar yang sering digunakan
terdiri dari dua macam :
Lampu GLS (General lighting Service)
Lampu pijar jenis ini sering di gunakan untuk penerangan yang umum (general lighting) contohnya : untuk penerangan
ruang tamu, penerangan kamar tidur
dan lain-lain.
Lampu Reflektor (reflector Lamps)
Lampu pijar jenis ini sering digunakan untuk penerangan sorot (spot lighting), contohnya ; penerangan
panggung (stage lighting), penerangan studio
dan lain-lain.
Penggunaan Untuk
penerangan yang membutuhkan variasi armatur dan warna sehingga memberi suasana lebih menarik dan
indah misalnya :
• Ruang pertemuan / tamu
• Ruang pertemuan / tamu
• Dekorasi
• Pameran, dan lain-lain
Pengawatan saklar tunggal
Saklar ini mempunyai dua posisi pengoperasian, yaitu mengatur untuk ON
dan
OFF. Dalam instalasi penerangan yang dipakai proyek ini, saklar
tunggal untuk
mengatur stop kontak 1 phasa.
Perbaikan Faktor Daya
Semua lampu tabung yang menggunakan ballast berupa reactor atau transformator
akan mengakibatkan terjadinya komponen arus tidak berwatt, atau disebut
daya reaktif (VAR) dalam rangkaian. Semakin besar daya reaktif yang
terjadi mengakibatkan semakin
rendahnya faktor daya (cos ) lampu. Semua lampu tabung yang menggunakan ballast
berupa reactor atau
transformator akan mengakibatkan terjadinya komponen arus tidak berwatt,
atau disebut
daya reaktif (VAR) dalam rangkaian. Semakin besar daya reaktif yang terjadi
mengakibatkan semakin rendahnya faktor daya (cos ) lampu.
Faktor daya diartikan sebagai perbandingan arus yang dibutuhkan untuk
kerja nyata (W) terhadap arus
total yang disuplai (VA). Atau dengan kata lain, bahwa faktor daya ialah perbandingan daya nyata (W) dengan daya semu
(VA).
Dinyatakan dalam persamaan dibawah :
cos ϕ=Daya Nyat/Daya Semu
atau
cos ϕ=W/VA
Diagram segitiga daya :
P= D aya aktif (W att)
Q = D aya reaktif (V ar)
S= D aya sem u (V A )
0 comments:
Post a Comment